Provinsi Maluku dikenal sebagai daerah kepulauan yang terbentang disekitar garis khatulistiwa dibatasi oleh lautan yang cukup luas sehingga mengakibatkan beberapa pulau terisolasi dari pulau lain terutama ibukota Provinsi Maluku yaitu kota Ambon. Isolasi dapat menyebabkan ter-bentuk suatu ekosistem yang unik karena memiliki berbagai jenis flora dan fauna yang endemik.
Kepulauan Teon, Nila dan Serua dalam wilayah admi-nistrasi Kabupaten Maluku Tengah ternyata berada di Tengah laut Banda sebagai laut terdalam di Indonesia. Selama ini hubungan masyarakat dengan pusat aktivitas pemerintahan dan perdagangan sangat sulit menyebabkan mereka dipas-tikan memiliki berbagai bentuk kearifan lokal yang belum ter-inventarisasi. Kondisi ini menyebabkan dapat diprediksi bahwa kondisi ekosismtemnya masih tergolong asli karena bebas dari pencemaran berbagai unsur kimia yang dihasilkan oleh kegiatan moderen.
Sebaliknya kota Ambon dan beberapa ibukota kabupat-en telah mengalami kemajuan ilmu dan teknologi menyebab-kan kemungkinan terjadi penurunan kualitas udara. Hal ini akan semakin berisiko karena Maluku didominasi oleh pulau-pulau kecil yang menyebabkan dayadukung lingkungan relatif rendah.
Peningkatan volume kendaraan, industri dan populasi manusia di perkotaan pulau kecil menyebabkan berkurangnya kawasan bervegetasi sehingga perlu dicarikan solusi untuk menanggulanginya sehigga mempersempit Ruang Terbuka Hijau.
Salah satu permasalahan yang tidak dapat dihindari adalah kurangnya pemahaman masyarakat umum tentang pencemaran udara. Kenyataan menunjukkan bahwa bukan saja masyarakat umum tetapi pemerintah daerah juga kurang memahami akan pentingnya menjaga kualitas udara. Hal ini terlihat dengan adanya kegiatan pembukaan lahan bervegetasi untuk pembangunan tanpa mempertingkan keseimbangan ekosistem. Malahan hutan mangrove yang sudah dilindungi oleh berbagai peraturan perundang-undangan dengan sengaja direklamasi menjadi kawasan pembangunan bangunan pemerintah.
Pemerintah daerah di Maluku bersama masyarakat terutama yang bertempat tinggal di kota Ambon dan ibukota Kabupaten perlu dimotivasi dan diberikan pemahaman ten-tang pentingnya tumbuhan sebagai penyerap berbagai jenis polutan dan sekaligus memperindah ekosistem perkotaan serta dapat berfungsi sebagai habitat satwaliar.
Masyarakat perlu ditingkatkan pemahaman mengenai fungsi berbagai jenis tumbuhan yang dapat berperan sebagai penyerap berbagai jenis polutan dalam area perkotaan mau-pun didalam ruangan.