No Image Available

BIO-EKOLOGI SATWALIAR PADA KOMUNITAS MANGROVE DI PULAU AMBON

 Author: ERNYWATI BADARUDDIN; ANDRI TUHUMUTY ; Edotor : J. P. HAUMAHU  Category: Pertanian  Publisher: Pattimura University Press  Published: July 15, 2025  Pages: 191  Country: Indonesia  Language: Indonesia  Dimension: 17 x 25 cm More Details
 Description:

Satwa burung merupakan salah satu komponen lingkungan hidup yang memiliki fungsi dan manfaat yang sangat kompleks bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.  Setiap jenis burung akan mampu menyesuaikan diri dengan kondisi alam di sekitarnya, sehingga dalam ekosistem apapun di bumi ini baik perairan atau daratan, padang rumput, padang pasir, hutan belantara sampai daerah kutub terdapat satwa burung. Dengan demikian maka setiap jenis satwa burung dapat dijadikan sebagai indikator suatu ekosistem. Burung kakatua Maluku (Cacatua moluccensis) yang ada di pulau Seram tidak akan dapat ditemukan di Provinsi Maluku Utara, sebaliknya burung kakatua putih (Cacatuaa alba) yang endemik Maluku Utara tidak dapat ditemukan di Provinsi Maluku.

Kawasan pantai selatan pulau Ambon yang berhadapan dengan laut terluas dan terdalam di Indonesia yaitu Laut Banda memiliki hutan mangrove yang sangat terbatas, baik luas, sebaran dan jenisnya.  Hutan mangrove hanya ditemukan di negeri Hutumuri, dan Rutong dengan jenis dan populasi yang sangat sedikit.  Di desa Hutumuri hanya ditemukan jenis Soneratia alba dengan jumlah populasi 12 pohon tanpa adanya permudaan baik tingkat semai maupun sapihan.

Satwa burung yang menggunakan komunitas mangrove di desa Hutumuri dan Rutong berjumlah 8 jenis yang terdiri dari 4 jenis burung laut dan 4 jenis burung darat.

Kerusakan ekosistem mangrove sangat mempengaruhi kehidupan satwa burung yang menggunakannya sebagai habitat baik permanen maupun temporer.  Satwa burung menggunakan komunitas mangrove sebagai tempat sumber pakan, tempat beristirahat, tempat berlindung dan tempaat persinggahan menuju ke habitat lain.

Masyarakat negeri Hutumuri sejak leluhur telah melakukan konservasi berdasarkan kearifan lokal untuk 5 jenis satwaliar yaitu merpati (Columbia livia), paikole (Rhypidura leucopris), soa-soa (Varanus indiacus), kodok (Rana sp) dan ular (Phyton reticulatus).

 

 


 Back

© 2025 UNPATTI Press - WordPress Theme by Kadence WP