Pengawet pangan terdiri dari 2 jenis yaitu: pengawet sintetik dan alami. Pengawet pangan alami kebanyakan dihasilkan dari tanaman darat dan tumbuhan laut. Berbagai jenis tanaman mengandung bahan pengawet alami yang bersifat sebagai antimikroba dan antioksidan. Senyawa antimikroba sebagai senyawa biologis dapat menghambat pertumbuhan dan mempunyai aktivitas antimikroba. Senyawa antimikroba dapat bersifat menghambat pertumbuhan bakteri atau kapang (bakteristatik atau fungistatik) atau bersifat membunuh bakteri (bakterisidal) atau membunuh kapang (fungisidal). Bahan pengawet alami tanaman sumbernya dari berbagai bagian tanaman yaitu: umbi, batang dan rimpang, daun dan bunga serta biji dan buah. Bagian-bagian tanaman tersebut mempunyai komponen bioaktif dan aktivitas penghambatannya berbeda-beda terhadap tiap jenis mikroba. Seperti halnya tanaman darat dan laut mempunyai komponen bioaktif dan daya hambat yang berbeda terhadap jenis mikroba. Kemampuan sebagai antimikroba (antibakteri dan antifungi). , karena memiliki komponene bioaktif. Kandungan komponen bioaktif tanaman baik secara kuantitatif maupun kualitatif sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang salah satunya oleh metode ekstraksi. Ekstraksi adalah suatu tahap yang bertujuan sebagai tahap pemisahan komponen terlarut untuk tujuan identifikasi komponen.. Komponen Bioaktif Tanaman terdiri dari Gugus Alkil dan Nilai Energi Molekul Orbital, Cincin Aromatik dan Senyawa Tiosulfinat. Inaktivasi pertumbuhan mikroba dinyatakan dengan daya antibakteri dengan mengukur diameter zona hambat dan nilai MIC (Minimum Inhibition Concentration).